Inilah Mitos Kehamilan Wanita Yang Dipercayai Oleh Masyarakat Indonesia - WARAS SEHAT ALAMI
Loading...

Inilah Mitos Kehamilan Wanita Yang Dipercayai Oleh Masyarakat Indonesia

Loading...
Loading...
Mitos kehamilan wanita yang dipercayai oleh masyarakat Indonesia. Sebagian besar masyarakat mengetahui  ungkapan " Amit-amit jabang bayi!". Ucapan ini yang sering terlontar oleh ibu hamil dengan mengelus-elus perut buncitnya, ketika melihat atau mendengar tentang perilaku yang tidak baik. Kata-kata itu bermakna harapan agar nantinya si bayi lahir dengan selamat, sehat, dan tidak seperti hal buruk yang baru dilihat atau didengarnya.

Hal-hal negatif memang adakalanya secara langsung tidak mempengaruhi pada proses kelahiran maupun pada diri si bayi. Berbagai fakta yang sulit disimpulkan oleh logika itu benar-benar terjadi. Karena itu, calon orangtua bayi disarankan tidak berbuat atau mengucapkan perkataan buruk. Misalnya membunuh binatang, baik secara sengaja maupun tidak sengaja, atau untuk tidak, berpikiran negatif terhadap orang lain, dan sebagainya.

Mitos Kehamilan Wanita Hamil Dan Pengaruhnya Terhadap Bayi


Banyak mitos tentang kehamilan yang masih beredar dan dipercaya. Hal ini bisa berpengaruh  pada janin, Karena sangat percaya pada mitos, orang sering kali dibuat cemas, hingga mengalami tekanan depresi.

Agar tidak termakan oleh pikiran kita sendiri, , sebaiknya Anda tetap berpikiran positif terhadap berbagi hal yang sama. Mitos kehamilan  ini terlanjur di persepsikan secara salah. dan berikut ini, beberapa pikiran negatif yang harus segera di hindari oleh ibu hamil.

Mitos Kehamilan Wanita Jawa Yang Biasa Dialami

Ada beberapa hal yang berhubungan dengan Mitos-mitos yang berkembang di masyarakat indonesia. Apa saja mitos tentang kehamilan tersebut, adalah sebagai berikut:

Perubahan Bentuk Tubuh Sebagai Bencana

Anggapan di atas adalah kesalahan. Karena itu setiap ibu hamil akan mengalami perubahan bentuk tubuhnya. Memang membuat sedikit tak nyaman, tapi anggaplah sebagai perjuangan, untuk mendapatkan hadiah yang amat berharga, yaitu seorang anak.

Perasaan Cemas Sebagai  Bukti Tanggungjawab atas kelahiran anak.

Salah, kecemasan atau kekhawatiran melalui berbagai macam pertanyaan seperti, bagaimana saya dan si bayi nanti. Hal ini justru akan menimbulkan tekanan bathin atau depresi yang berefek negatif. lebih baik berpikiran positif dan selalu optimis tanpa meninggalkan tanggunggjawab untuk menjaga diri dan bayi yang dikandungnya.

Bahwa Takut Stres.

Salah, stres saat hamil tidak seharusnya dihindari, namun dikurangi melalui penanaman nilai positif, seperti berjanji berusaha untuk yakin,"Saya mahluk istimewa ciptaan Allah Swt. Mulai sekarang dan seterusnya, saya dan bayi saya akan tenang, sehat, dan lancar saat melahirkan."

Takut Keguguran Atau Bayi Cacat.

Salah, ketakutan akan hal buruk seperti itu akan membatasi ruang gerak. Kalau Anda mendengar tentang masalah keguguran yang dialami teman, keluarga atau tetangga dekat. Jangan membuat Anda terbebani. Jadikan itu sebuah pelajaran dan yakin. Demikian juga tentang ketakutan tentang bayinya akan cacat atau memiliki kekurangan fisik. maka tetaplah optimis.

Menemui hal Yang Tidak Menyenangkan Adalah  Musibah.

Salah, sering kita menemui pengalaman cerita tentang suami yang secara tak sengaja membunuh tikus atau binatang lainnya, padahal istrinya sedang hamil. karena terlalu percaya bahwa perilaku itu sangat buruk, membuat pikiran menjadi terbebani. tak jarang hal tersebut mempengaruhi pada kondisi bayi saat lahir, seperti bibir sumbing atau cacat yang lain.

Sebaiknya Anda tetap fokus dengan berpikir positif bahwa kejadian itu sebagai tindakan ketidaksengajaan dan yang dibunuh bukanlah manusia. Kemudian menyadari bahwa apa pun alasannya, membunuh itu tidak baik."Bukanlah sesuatu itu bencana. Segala sesuatunya memang telah diatur oleh Allah Swt. Saya percaya bayi saya akan sehat dan selamat saat lahir."

Melahirkan Itu Sakit Dan Melelahkan.

Salah, bahwa ukuran sakit itu relatif. bayangkan tentang ibu yang ada di pedalaman yang melahirkan seorang anak tanpa bantuan dokter. Dia tetap selamat dan sehat. Memang sakit, tapi jika kita percaya sejak awal bahwa persalinan akan lancar, tetap tenang, dan memberikan rasa damai pada bayi, Maka yakin semua akan lancar.

Ketenangan akan merangsang hormon morfin atau hormon pregnanolon untuk melancarkan keluarnya janin. Sebaliknya, jika tegang, kontraksi justru akan kian terasa sakit. Jadi sakit adalah relatif, tidak terasa jika tetap tenang dan berpikir positif.

Demikianlah beberapa mitos kehamilan wanita yang sering dirasakan dan dipikirkan oleh wanita hamil. Intinya Anda harus yakin, berpikir negatif dan optimis bahwa Anda akan melahirkan dengan selamat dan bayi Anda sehat dan selamat.

Mitos Kehamilan Wanita Dan Faktanya

Mitos tentang kehamilan lainnya yang berkembang di masyarakat yang sering dipercaya dan menjadi patokan dalam tradisi. Bahkan mitos tersebut sudah diwariskan secara turun temurun sehingga membuat wanita hamil mempercayai dan melakukannya.

Pada kenyataannya pada saat wanita hamil, sangat disarankan untuk memahami informasi mana yang benar dan mana yang hanya mitos kehamilan wanita yang salah dan tak perlu untuk diterapkan pada masa kehamilan.

Untuk mengetahui informasi sekaligus pengetahuan wanita, berikut ini mitos tentang kehamilan dan fakta yang sebenarnya atas mitos yang beredar dalam masyarakat. Khususnya pada masyarakat jawa mitos tentang kehamilan ini sangat kental dirasakan. Berikut ini adalah mitos dan penjelasan tentang faktanya.

Mitos Bentuk Perut Ibu Menjadikan Patokan Jenis Kelamin Bayi

Wanita hamil dengan bentuk perutnya bulat kesamping, maka bayi yang dikandungnya berjenis kelamin perempuan. Jika perut ibu hamil meruncing kedepan, menandakan janin atau bayinya berjenis kelamin laki-laki.

Faktanya, Bentuk perut ibu hamil tergantung bentuk tubuh alami dari wanita hamil itu sendiri. Jika ibu hamil memiliki tubuh yang kecil atau mungil, maka bentuk tubuh akan cenderung berbeda dibandingkan dengan ibu hamil yang memiliki postur tubuh tinggi dan besar.

Mitos Kehamilan Wanita Tentang Gerhana

Ibu hamil yang melihat penampakan gerhana bulan, maka bayi dalam kandungannya akan terlahir dalam keadaan bibir yang sumbing.

Faktanya, Bibir sumbing tidak ada kaitannya dengan melihat gerhana bulan. Faktor bibir sumbing pada bayi adalah karena faktor genetik dan faktor lingkungan sekitarnya. Mitos tentang kehamilan tentang melihat gerhana ini, juga dipercaya oleh suku Aztec yang mempercayai bahwa ibu hamil melihat gerhana bulan adalah gigitan wajah. Semua itu tidak benar, tidak ada kaitannya cacat fisik bayi dengan melihat gerhana bulan.

Mitos Kehamilan Wanita Tentang Larangan Mandi

Mitos bahwa ibu hamil dilarang untuk mandi. Hal ini bisa menyebabkan kotoran yang ada pada air akan masuk dan meresap, dan akan membuat bayi terkontaminasi dengan kandungan kotoran air tersebut.

Faktanya, Janin dalam kandungan terlindungi oleh selaput lendir yang membungkus rahim, sehingga kotoran tak akan mampu masuk ke tubuh bayi. Meskipun sedang hamil, ibu dapat mandi dengan syarat keadaan air sejuk untuk tubuh.

Mitos Kehamilan Tentang Makan Banyak

Saat hamil, wanita harus makan banyak dengan porsi dua kali lipat dari biasanya, karena harus mencukupi kebutuhan untuk 2 orang yaitu ibu hamil dan janin atau bayinya.

Faktanya, Ibu hamil memang harus makan untuk dua orang. Namun bukan berarti harus dalam satu waktu makan dua porsi orang dewasa. Sebagai informasi, wanita dengan berat badan normal, pada saat hamil, dia hanya membutuhkan kalori tambahan yaitu 300 kalori perhari untuk menunjang tumbuh kembang janin. Jumlah tersebut hanya setara dengan dia minum segelas susu skim. Jadi, jangan sampai Anda menambah kalori secara berlebih karena akan menyebabkan sulit membuang kalori lagi setelah melahirkan.

Mitos Larangan Naik Pesawat

Mitos kehamilan wanita larangan untuk naik pesawat karena akan meningkatkan risiko komplikasi akibat radiasi. Radiasi yang disebabkan oleh pemindai di bandara ataupun karena ketinggian.

Faktanya, Bahwa sinar X-ray atau pemindai tubuh yang ada pada bandara dan berada di ketinggian di dalam pesawat memang memancarkan radiasi. Namun yang perlu Anda ketahui bahwa tingkat radiasinya tersebut tergolong radiasi yang rendah atau kecil dan tak mampu menembus masuk ke tubuh ibu hamil yang nantinya bisa mengganggu bayi yang ada di dalam perut.

Mitos "Berhubungan"

Berhubungan saat hamil akan membahayakan kehamilan dan bayi dalam kandungan.

Faktanya, Hubungan atau jimak saat hamil tidak akan menimbulkan pada bayi dalam kandungan karena bayi dilindungi oleh kantung ketuban, otot rahim yang kuat, dan lapisan lendir tebal pada mulut rahim.

Org4sme yang terjadi pada wanita hamil tidak akan menimbulkan keguguran karena kontraksi yang terjadi beda dengan kontraksi saat melahirkan. Anda tidak usah khawatir untuk berhubungan, selama kondisi kehamilan tidak ada gangguan atau kelainan. Namun untuk meyakinkan Anda, silahkan bisa konsultasikan ke dokter Anda.

Demikianlah mitos-mitos tentang kehamilan yang beredar dan berkembang di masyarakat. Sangat bijak kiranya Anda mengetahui fakta-faktanya sebelum Anda menggunakan mitos untuk dijadikan pedoman yang harus dilakukan atau dipercayai.

Semoga bahasan tentang mitos kehamilan wanita diatas bisa bermanfaat bagi Anda yang sedang Hamil atau yang dalam perencanaan kehamilan. Salam sehat!!

Loading...

Belum ada Komentar untuk "Inilah Mitos Kehamilan Wanita Yang Dipercayai Oleh Masyarakat Indonesia"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel